
Salah satu faktor safety riding yang terpenting saat musim hujan dengan memperhatikan jenis headlamp. Banyak jenis headlamp yang beredar dipasaran tentunya dengan fungsi dan karakter penyinaran masing–masing. Misalnya tipe H1, H2, H3, H4 dan seterusnya juga dengan warna yang bervariasi seperti putih, kuning, biru, dan biru legam.
Terlepas dari merek, terdapat beberapa headlamp yang mencatumkan angka 2600K, 3200K, 5000K, dan seterusnya. Angka yang tercantum tersebut menunjukan Color Temperatur (CT) dengan satuan suhu Kelvin. Semakin tinggi angka CT maka sinar lampu yang dihasilkan semakin mendekati warna biru.
Untuk kondisi cuaca buruk seperti hujan dan kabut, sebaiknya menggunakan headlamp dengan angka CT yang rendah yakni 2600K–3000K yang berlapis kaca warna kuning keemasan, dengan spektrum penyinaran dominan kuning. Biasa disebut headlamp jenis four season atau all weather.
Pasalnya dalam kondisi cuaca buruk untuk menambah jarak pandang mata, kita memerlukan bantuan sinar yang lebih tajam dan mampu menembus kabut atau air hujan yakni sinar headlamp dengan spektrum warna dominan kuning. Satu prinsip yang harus diingat, angka CT tidak menunjukan terangnya cahaya headlamp, melainkan menunjukan spektrum warna yang dikeluarkan.
Semakin rendah angka CT maka warna yang dikeluarkan semakin kuning, dan semakin tinggi angka CT maka warna yang dihasilkan semakin mendekati kebiruan hingga putih.
Untuk musim hujan sebaiknya anda menggunakan headlamp dengan CT yang rendah, agar sinar lampu yang dihasilkan bisa terlihat saat hujan dan kabut turun.
Lampu Halogen White atau mungkin kita biasa kita sebut sebagai lampu Xenon, dengan Kaca lampu dilapis warna biru. Sinar yang dihasilkan berwarna putih kebiruan.
Perlu diingat, bahwa lapisan biru itu dimaksudkan untuk membuang spektrum warna kuning dan merah. Sehingga akan terlihat cenderung ke arah putih dan biru. Lampu yang bercahaya kebiruan tidak disarankan untuk digunakan saat hujan atau cuaca buruk. Jadi jika tiba-tiba saat touring ada hujan atau cuacan buruk maka harus kena hujan atau cuaca buruk maka tidak safety ridding.
Fakta lain adalah, lampu yang dilapis biru, umumnya untuk mengejar kesan Putih kebiruan pada cahaya yang dikeluarkannya, namun lapisan biru itu memangkas Lumens (light output) dari pijaran filament-nya sehingga dengan watt yang sama, lampu tersebut akan lebih redup daripada lampu yang bening.
Biasanya untuk menyiasatinya digunakan filamen yang lebih tebal sehingga membutuhkan Watt yang lebih besar, biasanya rata-rata 35 Watt agar cahaya lampu kembali terang dan tentunya tidak standar dengan standar setting produsen antara 25 Watt sampai dengan toleransi 32 watt, Jadi itu artinya melebihi batas toleransi sebesar 3 Watt.
Panas yang dikeluarkan akan lebih besar ketimbang lampu halogen biasa, jika rumah lampu tidak mendukung sirkulasi udara panasnya, akan membuat lampu biru tersebut lebih cepat putus, atau rumah lampu / reflektor atau cepat gosong dan meleleh. Semoga informasi ini bermanfaat.
(Sumber : Motorplus-online.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar